Buat renungan saudara-saudara ku yang memilih wadah keganasan dalam perjuangan:
"Bukanlah tujuan Nabi itu diturunkan untuk membunuh manusia kafir tetapi adalah untuk mengeluarkan manusia dari kekafiran".

Friday, July 28, 2006

my photo



About me

The real patriotic

War in Iraq recently gives us a chance to revise again the true meaning of patriotic. We can see many of Iraq people give support to American Army and his coalition at the fall of Saddam Hussein. Many of us have a question in our mind are there any more patriotism in Iraqis’ heart. If they are a patriotic, why they easily give their support to the invasion army.

To answer this question we must look patriotic with a broad-minded and don’t narrow down its meaning. We can not say loyalty to a leader at whatever his behaviour is considered as patriotic.


I prefer patriotic should be defined as possession attitude to work or to struggle for the good for country. I think a patriotic citizen always want a best leader to lead his country. Contrast to that only a non patriotic wants his country governs by bad leader.


For the best example look at football match, the main purpose to held football match not to be a champion or winner in the match but more than that we want to improve the quality in playing football. Better you play football more you get chance to win a match. Indirectly the football match as a tool in maintaining football games always at high quality or the best. Only the quality game will attract people to buy a ticket to see the game.


What happen if the result of the football game can be determined by bad elements such as graft (bribe) or by black magic, surely it will effect the quality of the game where playing good is no longer as a main factor to win the game.


That is a nature if supporters in the field is divided into two groups since there are two football teams playing there. That not means the supporters is enemy to each other, and a sporting supporter always accept the win or the loose of their football team. Because they always understand the main purpose of the match as mention earlier.


The dissatisfied supporters may be of the way how the game is handled. For example the bias referee can cause dissatisfaction from the supporters and the players. There is not an impossible for the bad team can defeat the better team consequences of the bias referee. Another example is the imbalance or unfair regulation of the game, let say the opposing team only counted as one goal point if they could score 10 goals. Surely by this unfair regulation to win in such game become almost impossible.


If those unhealthy practice existing in the football game them lastly will destroy the quality and the future of the game. Here the true football fans always hoping come an action to be taken to safe the future of the football. They don’t care from where and who to take the action, to them the main issue here is to safe the future of football.


This analogy can also be applied to patriotism. Opposition party include in Iraq always be marked as not or less patriotic. This is a normal practice in democratic countries to have various politic parties or opposition. Where people are allowed to choose the best leader to lead their country. The main goal of democratic system is to ensure bad leader always can be replaced by the good one without using force or going into war.


Normally with the healthy democratic system, all the supporters of parties involved in a poll will accept either their party won or lost. If their party lost that means there is a leader come from the won party is a better leader to lead their country. So they are not worried about their party had lost, because the most important issue is they got a best leader.


Unfortunately some leaders when took power they don’t want to step down even though they is no longer good enough to lead their country. To avoid lose in general election they introduce some ‘strange’ regulations to their opponent parties in order to guarantee they will always win in any election. They have restricted freedom of speech, limit the media of opposition parties, and radio and TV are only for the party who govern the country. Despite those such actions infact are not allowed in the democratic system.


They can do those things by claims they are practissng democracy by their own way, not as American’s or British’s ways. We also agree with the claims. Nothing is perfect in this world nor democracy. Everything in this world will experience changing as the time goes by, look at our foods, our dresss, our language, our music, those are change from time to time.


Should the way of democracy could be change to suit the local and time? The answer should be yes but the change must be consulted with the other parties or the change must be agreed by all parties involved in the elections. If the changes were agreed by all parties only then they will satisfy with the results of the election.


So what is the wrong when they claimed they are practising democracy by their own way? Actually what they are practising, they practice democracy by their party way. They never consult with other parties in making election regulations. Surely we can imagine who will win a football match if one team can be allowed to make the game regulation they like and impose it to the opponent team.


They are too powerful to defeated not because they are good enough but because they have power to make or to ensure ballot box results always bias to them. So that’s why the coming of American liberation soldiers to topple Saddam Hussein is always welcome by patriotic Iraqis for the sake of their country goodness. Not Iraqi love Saddam less but they love their country and democracy more.

Nur Muhammad dan Wahdatul Wujud


‘Nur Muhammad’, ‘Wahdatul Wujud’ adalah antara istilah-istilah pelik yang selalu dilontarkan oleh pengamal-pengamal ajaran sesat untuk memancing orang ramai untuk masuk perangkap mereka.

Tentu bila dengar istilah dan ungkapan yang pelik-pelik macam tu, orang mula nak tahu lebih lanjut maknanya. Bila ada orang datang bertanya maka peluang ini akan digunakan oleh pengamal ajaran sesat ini untuk menerangkan tentang ajarannya itu.

‘Wahdatul wujud’diterangkan sebagai kalau ibaratkan Tuhan itu seperti tepung, pada asalnya hanya tepung saja yang ada, dan dari tepung itulah boleh dibuat roti, kuih muih, cekodok dan sebagainya. Walaupun rupa bentuk antara tepung, roti dan kuih muih itu berlainan tetapi asal mereka sama saja.

Hujah inilah yang digunakan oleh pengamal ajaran sesat ini yang mengatakan makhluk dan Tuhan pada hakikatnya sama saja. Maka timbullah istilah ‘ilmu hakikat’. Pada mereka tak jadi hal kalau sembah batu atau pokok kerana makhluk dan Tuhan itu sama saja.

Seperti cerita tepung tadi, pada mereka pada asalnya Tuhan saja yang ada, lepas itu dari Tuhan itulah juga makhluk-makhluk diciptakan. Jadi makhluk itu asalnya juga dari Tuhan, hanya berlainan dari segi rupa bentuk saja.

Saintis Albert Einstein (gambar) telahpun membuktikan bahawa jisim boleh ditukar menjadi tenaga, begitulah juga sebaliknya (E = mc2). Maknanya setiap makhluk yang berjirim seperti tanah, manusia, batu batan dan sebagainya tentunya mempunyai jisim. Sudah tentu jisim ini wujud dari tenaga atau kuasa.

Dikatakan secara teorinya 1 gram jisim kalau diuraikan boleh menghasilkan 25 juta kilowatt-jam tenaga, cukup untuk membekalkan tenaga elektrik kepada lebih 20 ribu buah rumah selama setahun. Bayangkan betapa banyaknya tenaga yang diperlukan untuk menciptakan bumi dan bintang yang bilangannya pun kita tak terkira apalagi nak kira berapa Kg jisimnya. Maha Kuasa Tuhan.

Dengan ini fahamlah kita bahawa diri kita ini, termasuk juga bumi dan bintang dijadikan dari tenaga (kuasa) Tuhan dan bukannya dijadikan dari zat Tuhan itu sendiri. Dalam Quran sendiri banyak menekankan kejadian makhluk ini adalah dengan ‘kekuasaan (tenaga) Ku’.

Malaikat pula dijadikan dari cahaya dan jin pula dijadikan dari api. Kita juga tahu bahawa cahaya dan api (haba) adalah merupakan antara bentuk-bentuk tenaga yang ada. Oleh itu secara langsungnya malaikat dan jin juga dicipta dengan tenaga (kuasa) Tuhan.

Insyalah, dengan mempelajari ilmu yang berguna (termasuk ilmu sain) dapat menghindar diri dan masyarakat kita dari tersesat.

Walahualam.

Kenderaan Mencerminkan Status

Harga minyak yang tinggi akan dapat menyedarkan atau mendidik rakyat kita agar lebih berjimat cermat. Agama kita pun mengajarkan supaya tidak membazir, malah perbuatan membazir itu dikaitkan dengan tabiat syaitan. Biasanya orang yang mampu memiliki kereta terutama kereta yang enjin berkuasa tinggi adalah dari kalangan yang berada. Kepada orang-orang ini harga minyak bukanlah menjadi satu masalah besar atau beban kepada mereka. Malah mereka langsung tidak memikirkan bahawa minyak yang digunakan ini akhirnya akan habis juga, di waktu itu banyak mana pun duit yang kita ada tidak akan dapat membeli minyak lagi.

Harga petrol yang rendah telah membuatkan kita menggunakannya dengan sewenang-wenangnya. Kita langsung tidak pernah memikirkan bagaimana hendak menggunakan petrol secara cekap dan berjimat.

Tanpa kita sedari pemilikan kenderaan juga telah menjadi lambang status seseorang itu dalam masyarakat kita. Lagi mahal kenderaan yang digunakan atau dimiliki oleh seseorang itu, lagi tinggilah status seseorang itu dalam masyarakat. Orang yang berjalan kaki atau menunggang motor kapcai atau yang menggunakan pengangkutan awam seperti bas dianggap orang yang berpendapatan rendah, tidak mampu untuk membeli kereta.

Manakala orang yang pakai kereta Mercedes atau Volvo atau BMW tentulah dilihat lebih berada dari mereka yang memakai kereta Kancil atau Proton Wira.

Gambaran status yang diwujudkan oleh masyarakat kita inilah yang telah menghalang kita berasa malu untuk berjalan kaki atau menaiki bas atau menunggang motor kapcai. Seperti telah menjadi satu tanggapan oleh masyarakat kita, orang yang berjalan kaki dan naik bas itu dianggap orang yang bertaraf rendah.

Orang yang ada kereta akan rasa malu kalau pergi kedai yang berhampiran rumahnya dengan berjalan kaki atau naik motor walaupun jaraknya tidak sampai 100 meter. Kadang-kadang pergi kedai hanya untuk membeli surat khabar saja.

Ada orang yang pergi jemputan kawin dalam kawasan taman perumahan dia sendiri yang jauhnya tak sampai 200 meter pun masih nak guna kereta kerana rasa malu untuk berjalan kaki. Padahal orang luar yang datang ke rumah kenduri tersebut pun ada yang terpaksa letak kereta mereka di depan rumahnya kerana tempat nak letak kereta sudah penuh.

Sekalipun khidmat pengangkutan awam akan bertambah baik dan bertambah cekap, belum tentu dapat menarik orang ramai menggunakannya kerana disebabkan ‘halangan status’ yang telah wujud ini.

Hari ini kita nampak banyak kereta yang pergi ke tempat-tempat kerja atau pejabat hanya dinaiki oleh satu orang sekalipun sebuah kereta boleh memuatkan empat orang. Mereka naik kereta sendiri ke pejabat bukanlah semata untuk cepat sampai dan selesa tetapi juga untuk menjaga status yang mereka ciptakan sendiri. Satu mungkin berasa malu untuk naik bas dan kedua mereka tak mahu dituduh kedekut kerana ada kereta tapi simpan di rumah.

Apakah masyarakat kita nanti sanggup untuk berubah sikap bila kerajaan telah membaiki khidmat pengangkutan awam nanti?

Sebuah bas boleh memuatkan sehingga 40 orang penumpang. Bayangkan bagaimana kesesakan jalanraya dapat dikurangkan dari 40 buah kereta kepada sebuah bas sahaja. Andaikan sebuah bas boleh mengambil ruang untuk 10 buah kereta, maknanya kesesakan jalanraya boleh dikurangkan sebanyak 75 peratus jika semua orang menggunakan bas untuk ke pejabat atau ke tempat kerja.

Mungkin adalah sesuai untuk bawa kereta jika kita pergi membeli belah dan berbelanja dengan jumlah yang banyak kerana hendak mengangkut barang-barang yang kita beli tetapi apa alasannya untuk kita guna kereta pergi ke pejabat sedangkan yang kita bawa ke pejabat hanyalah diri kita saja.

Kita harus rancang penggunaan kereta supaya dapat kita gunakan seminimum yang mungkin. Kita boleh rancang untuk membeli barang keperluan kita atau barang-barang dapur dari hyper market sekali untuk setengah bulan atau sekali untuk sebulan. Jadi tak perlulah kita guna kereta beli barang dapur tiap-tiap hari. Dan kita boleh gunakan motor atau jalan kaki saja untuk ke kedai yang hampir dengan rumah kita untuk barang tambahan yang diperlukan.

Kita juga boleh merancang untuk uruskan dua tiga perkara yang hendak kita lakukan dalam satu perjalanan. Sebagai contoh kalau kita terpaksa pergi bayar bil elektrik, bil air dan bil telefon di pejabat pos, sebaiknya kita lakukannya sekali gus pada masa yang sama bukan pada hari-hari yang berlaian.

Kalau kita sama-sama berusaha untuk menjimatkan penggunaan minyak, bukan saja kita dapat melambatkan kehabisan sumber bahan api ini tetapi juga kita dapat mengurangkan permintaan kepada minyak.

Tinggi rendah harga barangan adalah ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Jika penawaran melebihi permintaan, harga barang menjadi murah. Sebaliknya jika permintaan suatu barangan terlalu tinggi sedangkan penawarannya tidak banyak atau terhad, akan membuatkan harga barangan melambung tinggi.

Sebagai pengguna kita perlu sentiasa menggunakan barang-barang keperluan termasuk minyak secara jimat cermat untuk menjaga harga barangan berada pada tahap rendah. Mungkin ada sebehagian kita ada duit yang banyak, boleh beli barangan yang kita hendak sebanyak mana pun sekalipun dengan cara yang membazir. Kesan kepada sikap kita yang membazir itu akan menyebabkan harga barangan naik dan ini secara tidak langsung akan menyusahkan orang-orang yang berpendapatan rendah yang kuasa beli mereka agak terhad.

Oleh itu golongan yang berada juga perlu berjimat cermat dan tidak membazir kerana sikap yang baik ini dapat membantu mengekalkan barangan pada harga yang rendah dan tentunya akan melegakan orang ramai. Harga barang tidak pernah membezakan orang kaya dengan orang berpendapatan rendah.

Saya setuju sangat jika harga petrol dinaikkan dengan menarik semua pemberian subsidi ke atasnya. Harga minyak yang tinggi sekurang-kurangnya akan dapat menyedarkan orang ramai untuk lebih berjimat cermat menggunakan bahan ini.

Dalam pada masa yang sama saya berharap pihak kerajaan dapat mengurangkan malah menghapuskan sama sekali bayaran cukai jalan (road tax) kenderaan. Terasa rugi juga kalau tidak banyak melakukan perjalanan bagi tujuan menjimatkan minyak sedangkan kita kena bayar cukai jalan juga.

Cukai jalan dikenakan sebab kenderaan kita menggunakan jalanraya, tetapi kalau kita kurang menggunakan jalan raya sepatutnya kenalah kurang bayaran cukai jalannya. Mungkin boleh difikirkan juga cukai jalan dibayar ikut jauh kilometer perjalanan yang dilalui oleh kenderaan tersebut dalam masa setahun. Sama seperti kalau kita lalu jalan yang bertol, lagi jauh perjalanan kereta kita lagi banyaklah tol yang kita kena bayar.

Kadar bayaran tol untuk kenderaan yang membawa barang seperti lori dan pengangkutan awam seperti bas patut diturunkan serendah yang mungkin, ini dapat mengurangkan kos barangan dan tambang, seterusnya dapat menjadikan harga barang-barang jualan kita lebih murah dan kompetitif.

Khairat Kematian yang lebih Fleksibel dan Saksama

Apabila seorang meninggal adalah menjadi kewajipan kepada orang yang masih hidup untuk menguruskan pengkebumian mayatnya. Mungkin di masa yang lalu dan masa sekarang kita tidak banyak menghadapi masalah untuk menguruskan pengkebumian mayat ini kerana masyarakat kita memang faham akan tanggungjawab fardhu kifayah ini.

Tetapi bila masyarakat kita sudah semakin maju dan moden, sudah terlalu materialistik, mereka menjadi begitu sibuk dengan urusan masing-masing sehingga penglibatan mereka dengan kerja-kerja kemesyarakatan yang biasa dilakukan secara sukarela dan gotong royong semakin mendapat sambutan dingin.

Sekarang semua kerja dilakukan dengan upah, tidak ada upah kerja tak berjalan, termasuk juga kerja-kerja pengurusan pengkebumian mayat. Sehingga pernah jadi berita di akhbar baru-baru ini, pengkebumian mayat terpaksa ditangguhkan kerana waris tidak dapat mengadakan wang upah penggali kubur sebanyak RM400.

Sekarang tidak banyak lagi yang kita boleh dapat secara percuma, ustaz yang mengajar agama, guru yang mengajar membaca Quran, imam dan saksi yang menikahkan pun telah lama menerima elaun dan bayaran. Maka pengkebumian mayat juga tidak terlepas dari memerlukan kos untuk mengendalikannya.

Mungkin kerana sekarang ini masyarakat telah mula sedar akan hal tingginya kos pengurusan mayat ini maka banyaklah kampung-kampung dan taman-taman perumahan yang mewujudkan sekim tabung khairat kematian bagi tujuan membantu menguruskan pengkebumian mayat di kawasan mereka. Sekarang ini sudah biasa kita dengar tentang tabung khairat kematian yang diwujudkan bagi mengendalikan urusan pengkebumian.

Lain tempat lain cara sekim tabung khairat kematian ini, ada yang dikutip tiap-tiap tahun seperti yuran dari setiap ahli, ada yang dikutip sebanyak lima ringgit setiap ahli bila ada kematian dan berbagai-bagai lagilah kaedah yang mereka gunakan. Yang pentingnya duit yang mereka kutip mestilah sentiasa cukup untuk membiayai pengurusan pengkebumian bila ada kematian di kawasan mereka. Selalunya kutipan ini dikendalikan oleh pihak masjid kerana masjid diberi tanggungjawab untuk mengurus pengkebumian mayat di khariah mereka.

Saya ingin mencadangkan supaya sekim khairat kematian ini diselaraskan supaya ia lebih saksama, memberi kepuasan hati kepada semua. Saya rasa adalah baik jika seorang ahli itu membayar hanya sebanyak kos semasa yang diperlukan untuk menguruskan pengkebumian satu mayat.

Sebagai contoh jika kos semasa pengkebumian satu mayat di suatu tempat itu dari memandikannya, kafan, sembahyang mayat, pengangkutan, menggali kubur dan menanamnya adalah RM700, maka setiap ahli kenalah membayar sebanyak RM700 sahaja apabila dia ingin menjadi ahli khairat kematian. Dia boleh membayar secara tunai ataupun secara ansur untuk satu tempoh yang ditetapkan dan apabila sudah cukup bayaran RM700 yang dibuatnya itu, tidaklah perlu dia membayar lagi sehinggalah wang itu digunakan atau dikeluarkan kerana membiayai kematiannya atau kematian salah seorang anggota tanggungannya.

Jika wang khairat RM700 dalam tabung itu telah gunakan oleh ahli tersebut kerana membiayai kematiannya atau anggota keluarganya maka kekosongan itu perlu diisi semula bagi pembiayaan jika berlaku kematian anggota keluarga lain pada masa depan.

Kos pengurusan pengkebumian mayat juga mungkin meningkat dari setahun ke setahun. Hari ini kosnya adalah RM700 tetapi mungkin lima tahun lagi kosnya meningkat menjadi RM900.

Oleh itu ahli baru yang mendaftar pada lima tahun akan datang kenalah membayar ikut harga kos semasa iaitu RM900. Manakala ahli lama yang telah membayar RM700 itu tidaklah perlu membayar kos tambahan walaupun kos pengkebumian telah meningkat kepada RM900, ini kerana telah mengambil kira dividen yang diperolehi oleh pihak pengurus khairat keatas simpanan wang tabung khairat dalam bank sudah cukup untuk menampung tambahan kos yang meningkat itu.

Begitu juga kalau ahli lama yang telah menggunakan bahagian wang khairatnya kerana membiayai kematian anggota keluarganya, apabila dia hendak membaharui bahagian khairatnya yang telah kosong itu akan dikenakan ikut harga semasa bukan lagi seperti harga mula-mula dia mendaftar dulu. Setiap ahli dibenar untuk mendaftar atau membayar lebih dari satu bahagian khairat pada satu masa, ini dapat mengelakkan dia dari membayar lebih mahal jika bayaran dibuat pada masa akan datang disebabkan peningkatan kos.

Kalau kanak-kanak atau bayi yang meninggal mungkin hanya dipotong setengah atau tiga suku dari bahagian khairat tersebut. Oleh itu jika anggota keluarga adalah kanak-kanak yang meninggal dunia, ahli khairat tersebut hanya perlu menambah setengah atau tiga suku sahaja bagi memenuhkan kembali bahagian khairatnya yang telah digunakan itu.

Kadang-kadang mungkin ada penduduk di kawasan itu yang tidak mampu membayar bahagian khairatnya. Satu cara untuk mengatasi masalah ini, pihak masjid yang berwajib menguruskan mayat akan menghantar seorang pegawai masjid ke rumah simati, dengan izin waris beliau akan mengutip semua derma yang disumbangkan orang ramai yang datang menziarah bagi menampung kos pengkebumiannya. Jika wang yang dikutip itu lebih dari kos yang diperlukan, wang lebih itu hendaklah dipulangkan kepada waris si mati.

Selain dari itu ahli khairat juga boleh menggunakan bahagian khairatnya kepada jiran yang belum mendaftar menjadi ahli khairat dengan syarat ada kebenaran bertulis dari ahli tersebut kepada pihak pengurus tabung khairat bagi mengarahkan pemindahan itu. Mungkin telah dibuat persetujuan antara ahli dengan keluarga jiran tersebut untuk membayar atau mengganti semula bahagian khairat tersebut selepas selesai mayat dikebumikan. Atau mungkin juga ada ahli yang kaya secara sukarela mendermakan bahagian khairatnya kepada jirannya yang tidak mampu menjadi ahli khairat.

Sekiranya ada saudara-mara dari luar datang berkunjung ke rumah ahli dan tiba-tiba dia meninggal di rumah ahli tersebut maka pihak khairat ditempat itu boleh menguruskan mayat saudaranya itu untuk dikebumikan di kawasan situ dengan menggunakan bahagian khairat ahli tadi, asalkan mendapat kebenaran bertulis darinya.

Sebaliknya jika ahli pula yang berkunjung kerumah saudara-maranya di luar kawasannya dan dia meninggal dunia dan dikebumikan di sana maka waris atau anggota keluarganya boleh menuntut semula bahagian khairat ahli tersebut atau memindahkan bahagian khairat itu kepada anggota keluarga lain.

Jika ahli khairat kena berpindah rumah kediaman ke tempat lain disebabkan pindah kerja atau sebab lain maka ahli boleh mengeluarkan bahagian khairatnya mengikut harga semasa. Jika masa mendaftar dahulu harga satu bahagian khairat adalah RM700 dan pada masa dia berpindah harga telah meningkat RM900 maka pihak pengurusan khairat hendaklah memulangkan sebanyak RM900 bukannya RM700.

Bagi meyakinkan lagi orang ramai untuk menyertai sekim khairat ini, segala wang keluar masuk akaun tabung khairat hendaklah telus dan direkodkan dengan sebaik-baiknya. Semua perbelanjaan dan urusan ada dokumen seperti resit, borang pendaftaran, rekod pembayaran ahli, nombor ahli, surat kebenaran pindahan bahagian khairat dan lain-lain lagi yang menjadikan sekim ini lebih kemas dan sistematik. Dan jika ada kelemahan perlulah dibaiki lagi dari masa ke semasa.

Karikatur Nabi Muhammad

Pernah satu ketika Nabi Muhammad ternampak seorang perempuan tua hendak berjalan pulang dari pasar dengan membawa barang-barang yang dibelinya yang agak banyak dan berat juga. Lalu rasulullullah menawarkan dirinya untuk membantu perempuan itu membawa barang-barang tersebut pulang ke rumahnya. Perempuan tua itu rasa sungguh sukacita kerana ada orang yang ingin membantunya dan tanpa berlengah terus menerima pelawaan Rasulullulah itu.

Sambil berjalan menuju rumah perempuan tua itu, mereka berbual-bual tentang kisah-kisah yang hangat diperkatakan orang yang berlaku di Mekah ketika itu. Cerita perempuan tua itu, “Wahai anak muda di tempat kita sekarang ini ada seorang anak muda yang bernama Muhammad telah membawa ajaran baru. Angkara anak muda ini telah menyebabkan masyarakat kita berpecah belah”.

“Kehadiran anak muda itu dalam masyarakat kita telah banyak membuat kerosakkan kepada kehidupan kita bermasyarakat. Gara-gara ajaran beliau ahli keluarga menjadi selisih faham, bergaduh dan pecah belah”, sambung orang tua itu lagi.

“Muhammad itu memang jahat oleh itu janganlah sekali-kali kamu dekat dengan dia, nescaya nanti fikiran kamu juga akan dirosakkannya nanti”, tegas perempuan tua itu lagi memberi amaran kepada Rasullullah supaya tidak terpengaruh dengan orang yang dianggapnya jahat itu. Apapun yang dikatakan oleh perempuan tua itu tentang Nabi Muhammad, Rasullullah sedikit pun tidak marah malah hanya tersenyum saja.

Setelah sampai di rumah perempuan tua itu, perempuan tua itu bertanyakan kepada rasullullah berapa upah yang dia perlu bayar untuk kerja rasullullah membawa barang-barang yang berat itu dari pasar sampai ke rumahnya tadi. Sebaliknya rasullullah memberitahu perempuan tua itu, dia tidak mahukan upah dan hanya ingin membantu secara sukarela saja.

Perempuan tua itu berasa hairan dengan kebaikan anak muda itu lalu dia bertanya, “Terlalu baik kamu ini wahai anak muda, boleh mak cik tahu siapakah nama kamu?”.

Rasulullah menjawab, “Nama saya Muhammad, sayalah orangnya yang mak cik ceritakan tadi”.

Seperti tidak percaya, terduduk perempuan tua tadi bila dia tahu dia sedang berdepan dengan orang yang bernama Muhammad itu, yang mana selama ini dia menyangka Muhammad adalah orang yang sangat jahat.

Moral dari cerita ini:

Kalaulah akhlak kita umat Islam hari ini macam akhlak Rasulullah, sudah tentu orang kafir tak akan tergamak nak lukiskan karikatur Nabi Muhammad sebagai pengganas. Pernah juga kita dengar cerita ada seorang musyrik selalu mendengki Rasullah dengan meletakkan tahi atau sampah di depan rumah dan di tempat laluan Rasullullah. Tidak pernah Rasullulah memarahi orang itu malah apabila orang itu jatuh sakit, Rasullullah telah pergi menziarah orang itu. Agaknya kalau Rasullah masih hidup sekarang ni, adakah dia marah kepada orang Denmark yang melukis kartunnya itu atau baginda akan upah orang untuk bunuh orang Denmark itu seperti yang dilakukan oleh seorang ulamak di Pakistan yang telah menawarkan berjuta dollar untuk membunuh pelukis kartun Denmark itu. Hmmmm, lebih kuah dari sudu.

Sometime Democracy Doesn't Meet its Purpose

Until now democracy is known as the best mechanism in determining the best leader without violence or going to war. In democracy system, any government in a country who did not perform well can be changed or replace by its people through the ballot box. Besides smooth change of the elected government, the other advantage of the democracy system is the choice of the best leader being elected or chosen to lead a country.

However, democracy comes with it’s weaknesses too and it could cause it not to function as well as it’s suppose to be. Time has changed, we are now in a fast developing science and technology era, and the democracy system is still at the same point of it’s existence. Could it be our desires for it to sustain its old form or is it because we don’t want to be labeled as less democratic or anti democracy when we try to make even the slightest change to it?


Just like our present food and our dressing that went through changes as times past, I believe that democracy system, also need some changes to suit it’s era.


One of the obvious weakness practices of the democracy system is, we do not personally know if our candidate is genuinely good or bad. The only way we know them is through the newspaper, electronic media publicity or hearsay. Without getting adequate exposure of the media, a potentially good candidate will end up losing. And vise versa for someone without any credibility could win with flying colors with the numerous exposure by media. This shows how democracy is not functioning as it supposes to be.


The evaluation work can only be done successfully and satisfactorily if it is being evaluated by someone who is an expert in which his/her field that he/she wants to evaluate. For example, evaluating a condition of a building occupancy standard should be done by an engineer who is an expert in this field. This will guarantee a good evaluation is being done by an expert.


Similarly, in evaluating for a good leader, it’s not fair if we allow someone who do not know the candidate make a choice or to determine him to be a leader. The democracy is only successful if all the candidates are known well by their voters. This way, the voters will really know which candidate is best to be chosen. This will result to the best candidate winning with the majority vote.


To avoid the voters not knowing their candidate well, selection of the leadership should be started at the smallest level of the community of the states such as the villages or the housing estates. Surely the people in a village know each other well, and they know who are good and who are bad. Furthermore they know who would always take care of their needs and they’ll know who should be their leader to lead the village. To ensure a best leader will be chosen, the vote must be held at that particular village or housing estate where the villagers will know who is certify to be their leader.


It’s not good practice if we allow the people of village A to choose a leader for village B because they don’t know very well the situation in the village.


In a constituency made of several villages, a constituency leader should be chosen among and by the village leaders of the constituency.


In a district there are several constituencies. Using the same rationality, we let the leaders of constituency to vote for district leader. This pattern should go on for the voting of the country leader and the next level which is voting for a state leader.


I think democracy system should be change to suit the ever changing time, or it will be obsolete. However any changes we want to introduce, several considerations must be taken into account such as getting approvals from both the propositions and oppositions. Just like in the football game, all regulations should be followed and should be agreed by the two teams.


Thank you.

Jalan Pintas Selalu Membawa Padah

Memang jadi tabiat manusia ingin dapat apa yang dihajatinya dalam masa yang cepat. Bila kita hendak pergi ke suatu tempat kita suka mengambil jalan pintas berbanding jalan jauh yang berliku kerana hendak cepat sampai, sekalipun jalan pintas yang kita ambil itu kadang kala boleh mengundang bahaya.

Lawan kepada sifat terburu-buru atau ingin cepat ini ialah sabar. Sabar adalah sifat mulia yang sangat disukai oleh Tuhan. Manusia yang sabar selalunya akan dianugerah Tuhan dengan kejayaan.

Kerana hendak menjadi kaya cepat ada orang buat kerja haram yang menyalahi agama dan undang-undang. Buat sekim cepat kaya tipu orang, guna taktik gores dan menang untuk tipu duit orang, pedaya orang dengan iklan-iklan yang menipu dan berbagai lagi penipuan untuk cepat kaya.

Ada orang seludup barang-barang niaga untuk lepas dari dikenakan cukai, kadang-kadang bagi rasuah kepada kastam hendak lepaskan barang dari dicukai. Lebih berani lagi bawa masuk barang-barang terlarang untuk dijual termasuklah dadah. Berniaga barang tak bercukai ini boleh dapat untung banyak dan boleh cepat jadi kaya.

Supaya buah dan sayur tidak dimakan ulat, mereka sembur racun serangga banyak-banyak, buah dan sayur yang dijual nampak cantik, orang ramai suka nak beli buah dan sayur yang cantik. Bila ramai orang beli banyaklah dapat untung dan cepatlah jadi kaya walaupun buah dan sayur yang dijual itu merbahayakan kesihatan orang ramai.

Hendak bagi barang makanan yang dijual tahan lama tidak berkulat dan basi, campur bahan kimia dan pengawet sekalipun bahaya kepada manusia. Ikan-ikan yang dijual ditaruh ubat awet mayat agar kelihatan segar untuk waktu yang lama. Kita tak peduli kesan buruknya kepada orang ramai, yang penting kita cepat jadi kaya.

Malah ada yang mengambil langkah nekad dengan melakukan pecah amanah duit syarikat,terima rasuah, merompak bank, menculik, mengedar dadah, menjual VCD lucah dan menjual bahan cetak rompak kerana nak jadi kaya cepat.Ada yang sanggup gadai maruah jadi perempuan simpanan dan jadi ibu ayam, cara senang nak jadi kaya.

Tujuan asal orang hisap dan ambil dadah pun adalah kerana nak mengecapi kejayaan dan keseronokan dalam masa yang singkat. Kerana hendak jadi juara atau menang dalam sukan mereka sanggup ambil dadah. Penagih dadah pula hisap dadah kerana hendak rasa seronok, bila mereka hisap dadah mereka berasa berada dalam istana, menjadi raja yang di kelilingi bidadari yang rupawan. Dengan modal hanya sekitar RM50 untuk membeli dadah sudah dapat memiliki istana mewah dan bidadari, itulah khayalan yang dibawa oleh dadah. Pada realitinya untuk memiliki kehidupan semewah itu kita perlukan wang berjuta.

Kejayaan yang sebenar adalah kejayaan yang bermula dari bawah, bermula dari susah payah. Kejayaan yang didapati melalui jalan pahit getir akan membuatkan kita lebih menghargai kejayaan tersebut.

Ahli perniagaan segera yang dapat kekayaan melalui kekuatan pengaruh politik selalunya tidak dapat bertahan lama, kerana mereka tidak pernah melalui ujian dan pengalaman bagaimana menghadapi susah payah payah dan selok belok dalam membina sesuatu perniagaan.

Banyak kita dengar cerita orang-orang yang berjaya dalam bidang perniagaan, yang mempunyai empayar perniagaan yang mencecah billion ringgit adalah bermula dari kehidupan yang susah dan mereka bermula dari mengurus perniagaan yang kecil. Pengalaman yang mereka tempuh telah mengajar mereka untuk menjadi orang yang berjaya.

Apabila kita ditimpa sakit atau masalah, orang kita selalu mencari jalan pintas untuk mengatasinya. Bila perniagaan merosot, pergi jumpa bomoh cari pelaris. Bila sakit, pergi jumpa bomoh supaya boleh sembuh cepat. Bila anak malas belajar, cari bomoh supaya anak jadi rajin. Dengan kata lain mereka sanggup guna cara sihir sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan masalah mereka.

Sihir pun macam dadah juga, kadang-kadang ia boleh menyelesaikan masalah kita tetapi padahnya amat buruk.

Di kesesakan jalanraya pula kita biasa melihat orang-orang tanpa segan silu memotong Q (barisan) kerana hendak cepat sampai tanpa memikirkan orang lain. Mereka hanya mementingkan diri mereka sahaja, adab dan sopan seperti tidak diperlukan lagi bila berada di atas jalanraya. Orang Melayu memang terkenal dengan adab dan santun, mereka sangat menghormati adab-adab yang telah diperturunkan dari satu generasi ke satu generasi.

Orang kita tak begitu peka dengan undang-uandang dan peraturan. Oleh itu ada baiknya kalau peraturan-peraturan dan undang-undang jalanraya disebut sebagai ‘adab-adab di jalanraya’. Peraturan selalunya dikaitan dengan kesalahan dan bayar saman, sedangkan adab berkait dengan dosa pahala serta kehidupan bermasyarakat. Orang lebih sensitif bila dikatakan tidak beradab tetapi tidak rasa apa-apa kalau melanggar ‘peraturan’.

Usaha gigih dan sabar adalah satu-satunya jalan yang boleh membawa kita kepada kejayaan yang hakiki, sebaliknya kejayaan yang kita dapat melalui jalan pintas yang tidak diredai akan membawa kita kepada kesudahan yang buruk.

Ikhlas atau tidak, Tuhan saja yang tahu

Apabila kita memberi khidmat dan sumbangan tanpa mengharapkan apa-apa balasan maka itu dinamakan ikhlas. Ikhlas adalah satu nilai murni yang mesti menjadi ciri amalan atau budaya kepada sebuah masyarakat kelas pertama.

Kalau kepada orang Islam yang dimaksudkan dengan ikhlas itu adalah semua perbuatan dan tindakan kita hanyalah kerana Allah semata. Kita buat baik hanya kerana Allah bukan kerana yang lain-lain. Adalah dicela kalau kita berbuat baik dengan niat untuk mengharapkan balasan.

Berbuat baik yang dimaksudkan di sini mestilah selari dengan ajaran agama. Kalau ada orang yang meletupkan dirinya bagi memberikan rasa gerun kepada musuhnya walaupun niat dia begitu ikhlas untuk memperjuangkan Islam, ini tidaklah boleh dikatakan sebagai ikhlas yang selari dengan kehendak Islam.

Dengan kata lain perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas itu mestilah juga selari dengan nilai agama atau norma-norma masyarakat yang baik.

Semasa perang Vietnam satu masa dulu, kebanyakan rakyat Vietnam percaya dengan yakin fahaman kominis adalah fahaman yang terbaik dan mereka berjuang begitu ikhlas untuk memperjuangkan fahaman tersebut. Mereka sanggup menggadai harta benda malah nyawa mereka sendiri demi memperjuangkan fahaman kominis.

Setelah mereka berjaya dan setelah beberapa lama kominis diamalkan di Vietnam, keadaan Vietnam tidaklah sebaik mana, fahaman kominis telah melunturkan semangat daya saing kepada manusia. Bukan saja Vietnam bahkan negara-negara kominis lain pun tidak dapat maju sebanding negara bukan kominis. Malah banyak negara kominis kini telah mengambil pendekatan yang lebih realistik agar dapat menyesuaikan diri dengan dunia sekarang, termasuklah membuka pasaran kepada dunia luar dan menerima pelabur asing.

Walaupun perjuangan mereka dilakukan dengan ikhlas tetapi belum tentu apa yang diperjuangkan oleh mereka itu adalah suatu yang betul.

Dulu di awal perjuangan UMNO menuntut kemerdekaan ramai orang-orang Melayu memberi sumbangan untuk menggerakkan perjuangan ini. Kaum wanitanya tidak teragak-agak menyumbangkan barang-barang kemas mereka untuk tujuan tersebut. Mereka lakukan dengan ikhlas hati demi ingin melihat negara tercinta ini terlepas dari belenggu penjajah.

Di dalam parti PAS juga ada individu-individu yang memberi sumbangan terutamanya dalam bentuk wang ringgit kepada parti. Malah ada yang memotong sebahagian gaji mereka tiap-tiap bulan sebagai sumbangan ikhlas kepada parti. Mereka lakukan dengan niat ikhlas demi perjuangan menegakkan negara Islam.

Begitu juga ada yang memberi sumbangan dan derma ikhlas kepada badan-badan kebajikan sukarela bagi membantu badan-badan ini menjalankan aktiviti-aktiviti mereka. Sumbangan ikhlas tanpa mengharapkan balasan ini sangatlah dialu-alukan.

Tetapi dalam pada itu ada juga orang atau syarikat yang memberi sumbangan dengan mengharapkan balasan. Sebagai contoh, mereka memberi sumbangan wang kepada satu-satu parti politik dengan mengharapkan pemimpin parti politik itu akan membalas dengan memberikan kepadanya atau syarikatnya tender-tender projek kerajaan yang di bawah kuasa parti politik tersebut. Kadang-kadang kita tidak pasti samada sumbangan yang diberikan itu benar-benar ikhlas untuk membantu atau tidak. Hanya orang yang memberi sumbangan itu saja yang tahu niat sebenarnya. Sudah tentu kita tidak boleh mengetahui apa yang tersirat di dalam hati seseorang.

Tetapi yang lebih malang lagi sekiranya parti politik itu sendiri yang meminta wang sumbangan dari individu atau syarikat kepada parti sebagai syarat jaminan untuk mereka mendapat tender projek kerajaan. Dalam hal seperti ini ia boleh dikategorikan sebagai memberi dan meminta rasuah.

Dalam usaha menangani rasuah telah dibuat satu peraturan pegawai dan kakitangan kerajaan di negara kita tidak dibenarkan menerima hadiah dalam bentuk apa pun dan pada bila-bila masa pun dari orang perseorangan mahupun dari syarikat. Ini adalah untuk mengelakkan pegawai tersebut menjadi pilih kasih atau akan boleh mempengaruhi pegawai tersebut dalam memberikan tender-tender kerajaan.

Dalam Islam hadiah bukanlah suatu perkara yang dilarang malah ia amat digalakkan bagi menjalin keakraban antara anggota masyarakat. Tetapi pemberian hadiah dalam Islam mestilah dengan ikhlas tanpa mengharapkan apa-apa balasan. Yang menjadi kesalahan bila kita bagi hadiah dengan mengharapkan suatu balasan. Samada kita ikhlas dalam pemberian hadiah itu hanya Tuhan saja yang tahu. Oleh itu memang ada wajarnya undang-undang yang melarang pegawai kerajaan dari menerima hadiah kerana kita tidak akan boleh tahu hadiah itu diberikan dengan ikhlas atau tidak.

Di zaman sekarang ini sudah menjadi kebiasaan jika ada orang atau syarikat memberi sumbangan yang besar kepada parti politik yang memerintah bagi mempastikan mereka sentiasa diberi keutamaan dalam pemberian projek-projek kerajaan. Di pihak parti politik pula setiap sumbangan besar dari individu atau syarikat pastinya akan mendapat balasan yang setimpal. Akhirnya pemilihan berdasarkan meritokrasi akan tinggal sebagai omongan kosong saja, realitinya siapa yang banyak menyumbang dialah yang akan dipilih. Walaupun kita sedar memberi sumbangan untuk mengharapkan balasan itu salah, tetapi siapalah dapat membuktikan mereka menyumbang untuk mengharapkan balasan, kerana Tuhan saja yang tahu apa yang ada dalam hati mereka.

Kalau hendak disekat sumbangan orang ramai kepada parti politik bagi tujuan mengelakkan sumbangan tidak ikhlas ini tidak boleh juga. Parti politik perlukan banyak wang untuk bergerak dan berkempen, sudah tentu salah satu sumber kewangannya ialah melalui sumbangan orang ramai.

Tetapi jika pemimpin-pemimpin parti politik jujur dan benar-benar berpegang pada prinsip yang baik tentunya tidak akan mengharapkan sumbangan yang tidak ikhlas, berapa besar pun sumbangan yang diterimanya dari individu atau syarikat tidak akan mempengaruhinya dalam membuat keputusan.

Manakala pemimpin yang lemah dan tidak berprinsip akan sentiasa mengharapkan sumbangan dari syarikat-syarikat untuk partinya bergerak, akhirnya menjadikan mereka sentiasa berasa terhutang budi kepada syarikat-syarikat yang telah menyumbang. Tidak hairanlah bila syarikat-syarikat ini gagal atau tidak sempurna melaksanakan projek-projek yang diberikan, tidak ada tindakan keras yang boleh dibuat keatas syarikat tersebut disebabkan adanya rasa terhutang budi itu. Itulah padahnya bila sudah terhutang budi, maruah dan ‘body’ akan tergadai.

Itulah pentingnya setiap tindakan dan perbuatan kita mesti dimulakan dengan niat yang baik dan ikhlas kerana kesudahannya kita semua akan mendapat kebaikan jua.

Parti berasaskan kaum masih relevan di Malaysia

Selagi rakyat Malaysia yang berbilang kaum ini menjalani kehidupan secara berasingan mengikut kaum masing-masing, selagi itulah sukar untuk kita melihat satu parti politik yang tidak berasaskan kaum wujud di negara ini.

Sekalipun DAP mendakwa partinya bukanlah parti yang mewakili kaum tertentu tetapi semua orang tahu parti itu adalah seperti parti kepunyaan orang cina. Begitu jugalah dengan parti Keadilan Rakyat masih tidak dapat mencerminkan sebuah parti yang mewakili rakyat Malaysia yang sebenar.

Sebuah parti politik itu hanya boleh dikatakan sebagai mewakili rakyat Malaysia dan tidak berasaskan kaum jika ahli-ahlinya mencerminkan komposisi kaum di negara ini.

Oleh kerana kaum-kaum di negara ini menjalani kehidupan mereka secara berasingan yang bermula dari sekolah yang berasingan kemudian bekerja di lapangan yang berasingan maka sukar bagi mereka untuk dapat peluang bergaul dan berkawan rapat antara satu kaum dengan kaum yang lain.

Tidak hairanlah apabila mereka hendak membentuk persatuan, membuat apa-apa rancangan, hendak menjalankan perniagaan termasuk juga hendak menubuhkan parti politik atau untuk masuk parti politik, mereka akan mencari rakan-rakan kenalan mereka sahaja.

Saya yakin semasa mereka memilih kawan untuk menjadi rakan kongsi, pilihan mereka bukanlah berasaskan kaum mereka tetapi kebetulan kawan dan kenalan mereka adalah hanya terdiri dari kaum yang sama maka sebab itu kita nampak dalam satu-satu persatuan atau syarikat itu dimonopoli oleh satu-satu kaum sahaja.

Oleh kerana keadaan hidup masyarakat negara ini yang berpisah-pisah mengikut kaum maka apa sahaja persatuan-persatuan, parti-parti politik, lapangan dan bidang yang diwujudkan akan mencerminkan keadaan realiti masyarakat itu yang hidup secara berpisah-pisah.

Selagi kita semua tidak mahu menggalakkan anak-anak kita bergaul dan berkawan rapat maka selagi itulah kita tidak dapat melihat satu badan, syarikat, pertubuhan yang betul-betul mewakili komposisi rakyat Malaysia.

Peluang yang terbaik untuk anak-anak kita dapat berkawan dan bergaul ialah dengan mengumpulkan mereka di sekolah yang sama.

Seharusnya usaha kerajaan untuk menggalakkan anak-anak tidak kira kaum belajar di sekolah yang sama perlu mendapat sokongan dari semua pihak demi keutuhan perpaduan bangsa pada masa depan.

Kita juga hairan bagaimana DAP yang mendakwa parti yang tidak berasaskan kaum telah menentang sekolah wawasan yang dianjurkan oleh kerajaan bagi membantu merapatkan jurang perkauman di negara ini. Sepatutnya DAP lah yang lebih ke depan dalam hal ini kerana dia selalu mendakwa partinya tidak menggalakkan wujudnya perkauman.

Kalau DAP benar-benar bukan parti perkauman kenapa krisis politik tahun 1969 antara Perikatan dan DAP telah menjadi pertelingkahan kaum.

DAP hanya boleh setakat mendabik dada mendakwa partinya bukan parti berasaskan perkauman tetapi hakikatnya kita semua tahu ia adalah parti pelampau orang cina.

Kalau DAP sendiri ingin melihat partinya benar-benar mewakili komposisi kaum negara ini seharusnya dari sekarang dia kena mengambil langkah dan usaha bagaimana untuk merapatkan jurang perkauman di negara ini, kalau tidak DAP hanyalah bermimpi di siang hari sahaja.

Dasar Ekonomi Dr. Mahathir banyak membazir

Tidak ada orang yang layak untuk menggantikan Dr. Mahathir sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia. Inilah tanggapan rakyat Malaysia semasa era Dr. Mahathir menjadi Perdana Menteri Malaysia dahulu. Tanggapan seperti ini secara sengaja atau tidak ia perlu diwujudkan dan dipupuk di kalangan rakyat kerana ia adalah ‘baik’ demi untuk menjaga perpaduan dan kesetabilan politik, terutamanya dalam parti UMNO. Rasanya tanggapan seperti ini bukan saja wujud semasa Dr. Mahathir menjadi Perdana Menteri tetapi berlaku juga pada Perdana Menteri yang lain sebelum itu.

Tidak pernah kita dengar rakyat mengatakan adanya orang yang layak menggantikan Perdana Menteri semasa Tunku Abdul Rahman, Tun Abdul Razak atau Tun Husein On menjadi Perdana Menteri.

Mungkin Dr. Mahathir telah terlalu lama menjadi PM sehingga dia berasa begitu yakin dengan tanggapan orang ramai itu walaupun telah tidak menjadi PM lagi. Tanggapan yang mengatakan tidak ada orang yang lebih layak untuk menjadi PM Malaysia selain dari beliau itulah yang terbawa-bawa oleh beliau hingga hari ini.

Semasa Dr. Mahathir menjadi PM beliau banyak memberi tumpuan kepada projek-projek mega. Beliau mahu dunia kagum dengan projek mega yang dibina oleh Malaysia. Apa saja binaan yang terbesar, terpanjang, tertinggi, terhebat mesti berada di Malaysia. Dr. Mahathir percaya dengan pembinaan projek-projek ini kononnya akan merancakkan kegiatan ekonomi Malaysia.

Bila ada banyak projek, akan adalah banyak peluang pekerjaan kepada rakyat. Bila rakyat ada kerja, gaji pun akan ada, rakyat pun boleh membeli belah, peniagaan pun dapat berkembang maju.

Rakyat digalakkan melancung dalam negeri, cuti umum ditambah untuk memudahkan rakyat pergi melancung. Dengan itu kononnya, perniagaan dalam sektor pelancungan terutamanya hotel-hotel akan berkembang.

Semua agensi kerajaan yang ada kalau boleh hendak diswastakannya. Pada fikiran beliau bila diswastakan, agensi-agensi kerajaan itu akan menjadi lebih cekap dan lebih berdaya saing. Kononnya lebih banyak keuntungan akan diperolehi jika diswastakan, ini akan dapat memberi banyak keuntungan kepada pelabur saham syarikat, seterusnya dapat menarik lebih banyak orang ingin melabur dalam syarikat.

Itulah teori ekonomi Dr. Mahathir, tiada perkataan pembaziran dalam ‘kamus’ ekonomi Dr. Mahathir.

Tidak dinafikan memang ada projek dan polisi yang dilaksanakan oleh kerajaan Dr. Mahathir membawa manafaat atau faedah kepada rakyat tetapi dalam pada itu banyak juga yang menjadi gajah putih dan membebankan rakyat.

Dr. Mahathir terlalu ghairah untuk menjadikan Malaysia sebuah negara maju. Kalau negara maju ada bangunan yang besar, tinggi dan indah, ada rangkaian lebuhraya yang panjang, sistem pengangkutan dan perhubungan yang canggih, Dr. Mahathir juga mahu Malaysia ada segala-galanya itu.

Tetapi hendaklah kita ingat, negara maju seperti Amerika Syarikat dan United Kingdom, membina binaan yang hebat-hebat itu setelah rakyat mereka mendapat kemudahan hidup yang selesa. Mereka punya bangunan atau binaan yang hebat tetapi dalam masa yang sama tidak ada rakyat mereka yang hidup di rumah-rumah setinggan. Apabila kehidupan rakyat benar-benar telah terbela barulah mereka beralih untuk membina projek mega.

Tidakkah kita berasa malu bila kita punya bangunan KLCC yang besar dan tinggi, Putra Jaya yang besar dan indah tetapi masih ramai rakyat tinggal di rumah-rumah setinggan yang keadaannya lebih baik sedikit dari reban ayam itu.

Apabila agensi kerajaan diswastakan, sebagai syarikat swasta keuntungan adalah menjadi matlamat mereka. Tanpa keuntungan syarikat tidak boleh bergerak dan silap-silap akhirnya boleh gulung tikar kalau tidak diselamatkan.

Cara paling mudah untuk mendapat keuntungan ialah dengan mengenakan caj perkhidmatan yang tinggi kepada rakyat. Kononnya dengan peswastaan boleh menjadikan agensi kerajaan itu menjadi lebih cekap seterusnya memberi keuntungan yang lebih, tetapi sepanjang yang kita lihat semua kadar harga bil air, bil elektrik, bil telefon untuk kemudahan rakyat sentiasa saja naik dari tahun ke tahun.

Kalau dulu buku teks sekolah boleh diguna semula oleh adik-adik yang lain, tetapi sekarang tidak sampai dua tahun buku teks sering saja bertukar dan dengan secara tidak langsung buku teks tidak boleh digunakan semula oleh adik beradik atau murid yang lain. Ini semua bertujuan untuk menjamin syarikat buku sentiasa dapat mengeluarkan buku, seterusnya dapat membuat keuntungan. Walaupun polisi seperti itu hanya menggalakkan pembaziran tetapi Dr. Mahathir tidak melihatnya sebagai pembaziran. Pada Dr. Mahathir ia akan dapat merancakkan perniagaan dan memberi peluang pekerjaan.

Di zaman Dr. Mahathir lah kita dapat lihat bercambahnya hospital swasta. Pada zaman beliau jugalah bilangan biasiswa untuk pelajar untuk melanjutkan pelajaran ke IPTA dikurangkan dengan banyaknya malah diganti dengan pinjaman PTPTN. Pinjaman PTPTN pun belum tentu dijamin boleh dapat dengan senangnya. Kalau benar-benar kita mahu melihat negara berjaya menjadi sebuah negara maju pada masa depan, kita tidak boleh mengetepikan sumber manusia yang benar-benar berkualiti.

Apalah ertinya kita ada fasarana dan infrastruktur kelas pertama di dunia tetapi diisi oleh orang-orang yang mempunyai kualiti setakat kelas ketiga. Sepatutnya kita kenalah membelanjakan sebahagian besar wang negara untuk menghasilkan manusia berilmu, terlatih, berkemahiran tinggi, sihat fikiran, sihat tubuh badan. Kita percaya pembentukan sumber manusia kelas pertama perlu diutamakan terlebih dahulu dari yang lain-lain kalau kita ingin menjayakan cita-cita menjadi sebuah negara maju.

Tidak ada salahnya kalau kerajaan membelanjakan wang yang besar dalam menyediakan kemudahan pembelajaran dan latihan kepada rakyat, serta kemudahan dalam menjaga kesihatan rakyat kerana sumber manusia yang berkualiti adalah satu-satunya jalan yang ada untuk kita mencapai negara maju.

Pendekatan PM Abdullah Ahmad Badawi dalam mengutamakan bidang pertanian adalah satu pandangan yang bijaksana walaupun pada setengah orang menganggap ianya sebagai cadangan lekeh dan ketinggalan zaman. Dari dahulu hingga sekarang makanan adalah perkara asas keperluan utama kepada manusia. Kita masih boleh hidup jika tidak ada rumah yang cantik atau tidak ada kenderaan tetapi kita tidak akan boleh hidup tanpa makanan. Manusia sanggup membunuh atau berperang kalau tidak dapat makan. Apabila bila manusia sudah ada cukup makanan barulah mereka boleh membuat perkara-perkara lain.

Dengan mengutamakan dan memberi penekanan kepada bidang pertanian, kita akan dapat mengeluarkan barang pertanian dalam jumlah yang banyak yang menjadi asas kepada makanan kita. Bila hasil pertanian dapat dikeluarkan dengan banyak, barang makanan akan dapat dijual dengan yang rendah dan murah. Dengan itu rakyat negara kita akan dapat membeli makanan dengan harga yang murah, kos untuk membeli makanan yang menjadi keperluan utama akan menjadi lebih kecil.

Secara tidak langsung kos kehidupan rakyat akan menjadi rendah dan dengan sendirinya kadar kemiskinan dapat dikurangkan dengan banyaknya.

Pendekatan Pak Lah lebih berpijak di bumi nyata berbanding Dr. Mahathir yang ibarat bermegah dengan istana kayunya yang lambat laun akan runtuh dimamah anai-anai.

Thursday, July 27, 2006

Mahathir: Senjata Makan Tuan

Masa era Dr. Mahathir berkuasa, hampir semua media cetak dan elektronik dikawal dan dikuasai penuh oleh parti yang memerintah yang sudah tentu sentiasa memihak kepada parti pemerintah. Harapan parti pembangkang hanyalah kepada medium ceramah, internet dan akhbar parti yang terhad edarannya. Dengan sumber kewangan yang terhad parti pembangkang hanya dibenarkan berkempen dalam masa lapan hari sahaja. Dalam keadaan serba kekurangan dan terbatas inilah parti pembangkang cuba berlawan dengan parti pemerintah. Apakah pertandingan seperti ini boleh dianggap sebagai pertandingan secara anak jantan?


Demokrasi adalah satu mekanisma yang terbaik untuk mempastikan kita sentiasa mendapat pemimpin yang terbaik. Melalui demokrasi kita bukan saja dapat menukar pemimpin tanpa melalui pertumpahan darah tetapi lebih dari itu setiap dari kita dapat memilih pemimpin yang terbaik untuk memimpin. Dengan adanya pemimpin terbaik maka sudah tentu negara kita akan dapat menuju ke arah yang lebih baik dan terbilang.


Walaupun demokrasi itu pada asalnya bagus tetapi banyak pemimpin yang berkuasa telah mencabul demokrasi dengan sewenang-wenangnya sehingga dengan demokrasi yang telah mereka ubahsuai itu dapat dipastikan keputusan peti undi lebih banyak berpihak kepadanya.


Zaman Mahathir berkuasa dulu, demokrasi ditafsirkan mengikut persepsi beliau. Ungkapan ‘demokrasi mestilah mengikut acuan kita’ digunakan bagi menghalalkan perkara yang bertentangan dengan semangat demokrasi sebenar. Akhirnya yang ada hanyalah demokrasi acuan Mahathir bukannya demokrasi acuan kita. Mahathir terang-terang mencabul demokrasi di siang hari.


Mahathir telah mengubah demokrasi sehingga menjadi senjata yang ampuh untuk mempertahankan kuasanya. Sehingga beliau begitu berbangga untuk menggelarkan diri beliau sebagai satu-satunya diktator yang datang dari negara demokrasi. Beliau bukan saja menyekat kebebasan bersuara, mengawal dan menguasai media perdana malah di zaman dia juga kita kenal dengan undi hantu, undi pos yang tidak telus, tidak dibenar berhimpun tanpa permit, mengawal badan perundangan dan kehakiman, menggubal undang-undang yang pelik dan sebagainya.


Sebaik saja Pak Lah mengambil alih kepimpinan negara, penampilannya dilihat oleh kebanyakan rakyat sebagai pemimpin yang baik dan disenangi. Maka tidak hairanlah faktor Pak Lah telah membawa kemenangan besar kepada BN pada pilihanraya 2004. Tetapi apa yang kita kesalkan bila BN berada dalam keadaan yang begitu lemah dan paling teruk pada tahun 1999 tetapi masih boleh juga menang majoriti dua pertiga pada pilihanraya di masa itu. Ini menunjuk kepada kita demokrasi yang diamalkan di Malaysia telah tidak berfungsi seperti mana sepatutnya. Ini menunjukkan ada yang tidak kena kepada demokrasi di Malaysia.

Mungkin sekarang Dr. Mahathir dapat merasakan bagaimana suara dan kritikannya kepada kerajaan sekarang amat sukar untuk sampai kepada rakyat jelata. Baru dia tahu bagaimana demokrasi yang diciptanya itu tidak memberi ruang bagi suaranya didengar oleh rakyat. Suara beliau sekarang ini setakat hanya boleh dibaca di dalam akhbar Harakah sahaja, itupun nasib baik semasa beliau berkuasa dulu tidak sampai kepada mengharamkan Harakah.


Saya tidak nampak negara kita boleh mencapai cemerlang, gemilang dan terbilang seperti yang dihasratkan oleh Pak Lah tanpa kita menghayati demokrasi sebenar. Kita bimbang jika kita mengenepikan sifat anak jantan dalam pilihanraya, akhirnya kita akan dapat pemimpin yang jahat dan tidak bermoral memimpin negara kita nanti. Siapa pun yang memegang pisau walaupun berlainan fahaman dengan kita tetapi jika berhati mulia dan baik pasti dia akan memberikan kebaikan juga kepada kita, tetapi kalau pisau telah jatuh ke tangan orang jahat tentulah kita tidak akan berasa aman walaupun dia adalah saudara kita sendiri. Di waktu itu kita akan hanya menyesal kerana sistem yang kita amalkan tidak lagi dapat digunakan untuk menukar pemimpin.

Biarlah kita kalah dalam pilihanraya kerana yang menang itu sudah tentu lebih baik dari kita. Bila pemimpin yang terbaik mendapat peluang menjadi pemimpin negara kita sudah pasti negara kita akan menuju kearah yang lebih gemilang. Ini saja jaminan yang dapat menentukan negara kita sentiasa cemerlang di masa depan. Oleh itu janganlah kita takut untuk berlawan secara anak jantan demi kebaikan negara untuk menjadikannya lebih cemerlang, gemilang dan terbilang..


Suburkanlah amalan demokrasi sebenar di mana jua kita berada, samada dalam pemilihan dalam parti sendiri ataupun di dalam pilihanraya. Seorang yang dikatakan patriotik adalah seorang yang sanggup berkorban untuk kebaikan negaranya, sekalipun terpaksa kalah dalam pilihanraya.

Boikot Barangan Yang Membiayai Kekejaman Israel

my playlist


MusicPlaylistRingtones
Create a playlist at MixPod.com